Pahami Essence Qada dan Qadar: Kehendak dan Ketentuan Ilahi

Perkenalan:

Konsep kehendak dan ketentuan Tuhan merupakan topik sentral dalam banyak sistem agama dan filsafat. Dalam Islam, konsep ini dikenal sebagai qada dan qadar. Qada mengacu pada kehendak dan keputusan Tuhan yang kekal, sedangkan qadar merujuk pada penetapan dan realisasi keputusan tersebut dalam waktu dan ruang.

Pemahaman yang tepat tentang qada dan qadar sangat penting bagi umat Islam karena membentuk pandangan mereka tentang dunia, takdir, dan tanggung jawab pribadi. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pengertian qada dan qadar, mengeksplorasi implikasinya, dan membahas pentingnya memahami konsep-konsep ini dalam kehidupan sehari-hari.

1. Hakikat Qada: Kehendak Tuhan

Definisi:

Qada adalah kehendak, keputusan, dan rencana Tuhan yang tak dapat diubah dan kekal. Ini mewakili kemauan-Nya yang mutlak dan tidak bersyarat untuk peristiwa dan kejadian.

Al-Qur’an menyatakan, “Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: ‘Jadilah!’ Maka jadilah ia.” (QS. Ya-Sin: 82)

2. Wujud Qadar: Manifestasi Kehendak

Definisi:

Qadar adalah penetapan dan realisasi kehendak Tuhan dalam waktu dan ruang. Ini adalah tindakan-Nya yang mewujudkan rencana abadi-Nya ke dalam keberadaan.

Al-Qur’an menyatakan, “Dan segala sesuatu Kami ciptakan dengan qadar (ketentuan).” (QS. Al-Qamar: 49)

3. Implikasi Qada dan Qadar bagi Kehendak Bebas

Keseimbangan:

Konsep qada dan qadar mengimbangi antara kehendak bebas manusia dan kehendak Tuhan yang tak terhindarkan. Manusia memiliki kehendak bebas dan bertanggung jawab atas tindakan mereka, tetapi pada akhirnya, semua peristiwa tunduk pada kehendak Tuhan.

Dalam hadis Qudsi, Tuhan berfirman, “Aku bersama prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika dia menduga baik kepada-Ku, maka Aku akan memperlakukannya sesuai dengan prasangkanya kepadaku.” (HR. Bukhari)

4. Hubungan Qada, Qadar, dan Takdir

Kaitan:

Takdir adalah hasil akhir dari qada dan qadar. Ini adalah keadaan atau nasib yang telah ditentukan sebelumnya bagi setiap individu berdasarkan kehendak dan perbuatan Tuhan.

Al-Qur’an menyatakan, “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; apabila telah datang waktu mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya sesaat pun dan tidak dapat pula memajukannya.” (QS. Al-A’raf: 34)

5. Ikhtiar dan Tawakal: Tanggung Jawab Manusia

Usaha dan Kepercayaan:

Konsep qada dan qadar tidak menghapuskan tanggung jawab manusia. Sebaliknya, mereka menekankan pentingnya ikhtiar (usaha) dan tawakal (kepercayaan). Manusia harus berusaha semaksimal mungkin sambil tetap menyerahkan hasil akhirnya kepada Tuhan.

Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Serahkan segala urusanmu kepada Allah, kemudian berikhtiarlah. Ketahuilah bahwa jika engkau berusaha sekuat tenaga, engkau tidak akan bisa menolak takdir, dan jika engkau berpangku tangan, engkau tidak akan pernah meraih kesuksesan.” (HR. Ibnu Hibban)

6. Hikmah Qada dan Qadar: Menguji Keimanan

Tujuan Ilahi:

Qada dan qadar memainkan peran penting dalam menguji keimanan dan ketaatan manusia. Mereka membantu membedakan orang-orang yang benar-benar beriman dari mereka yang hanya berpura-pura.

Al-Qur’an menyatakan, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar?” (QS. Ali Imran: 142)

7. Manfaat Memahami Qada dan Qadar

Kehidupan Bermakna:

Memahami qada dan qadar dapat memberikan makna dan tujuan hidup. Ini membantu individu menerima keadaan mereka, mengatasi kesulitan, dan menjalani kehidupan dengan penuh ketenangan dan kepasrahan.

Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang hatinya dikuatkan dengan tawakal, maka Allah akan mencukupinya.” (HR. Ahmad)